1. KONSEP
PRODUKSI (PRODUCTION CONCEPT)
Falsafah yang menyatakan bahwa konsumen akan menyukai
produk yang gampang diperoleh dan sangat terjangkau. Konsep produksi merupakan salah satu konsep tertua dalam
bisnis. Konsep produksi menyatakan bahwa konsumen akan menyukai produk yang
tersedia di banyak tempat dan murah harganya. Manajer organisasi yang
berorientasi produksi memusatkan perhatian pada usaha-usaha untuk mencapai
efisiensi produksi yang tinggi dan distribusi yang luas.
Asumsi bahwa konsumen terutama
tertarik pada kemudahan mendapatkan produk dan harga yang rendah berlaku paling
tidak dalam dua situasi. Pertama adalah jika permintaan atas produk melebihi
penawaran, seperti yang ada di Negara berkembang. Dalam situsi ini, konsumen
lebih tertarik untuk mendapatkan produk daripada keistimewaan produk tersebut,
dan pemasok akan memusatkan perhatian pada usaha untuk menigkatkan produksi.
Situasi kedua adalah ketika biaya produksi tinggi dan harus diturunkan untuk
memperluas pasar.
Beberapa organisasi jasa juga
menerapkan konsep produksi. Banyak praktek dokter dan dokter gigi dikelola
dengan prinsip lini perakitan, seperti juga beberapa agen pemerintah (seperti
kantor tenaga kerja dan biro lisensi). Memang, orientasi manejemen ini dapat
manangani banyak kasus perjam, namun konsep ini sering dituding tidak ramah dan
memberikan pelayanan yang buruk.
Konsep produksi dapat bermanfaat pada situasi
a.
Ketika
permintaan produk melebihi penawaran, manajemen harus mencari cara untuk
meningkatkan produksi.
b.
Ketika
biaya produk terlalu tinggi, perbaikan produktivitas diperlukan untuk
menurunkan
2. KONSEP
PRODUK (PRODUCT CONCEPT)
Konsep Produk adalah gagasan bahwa konsumen akan menyukai produk yang menawarkan mutu
terbaik, kinerja terbaik dan sifat terbaik.
Manajer dalam organisasi berorientasi produk memusatkan perhatian mereka pada
usaha untuk menghasilkan produk yang unggul dan terus menyempurnakannya.
Berdasarkan konsep ini, manajer mengasumsikan bahwa pembeli menghargai produk
yang dibuat dengan baik dan mereka dapat menilai kualitas dan kinerja suatu
produk. Perusahaan yang berorientasi produk sering merancang produk mereka
dengan sedikit atau tanpa masukan dari pelanggan. Mereka yakin bahwa insinyur
mereka tahu bagaimana merancang dan menyempurnakan produk mereka dan bahkan
mereka tidak menganalisis produk pesaing. Dalam kenyataannya, seringkali konsumen tidak selalu menginginkan produk yang baik
saja tetapi lebih melihat pada manfaat.
Contoh, perusahaan kereta api pernah berpikir bahwa
pelanggan lebih menginginkan kereta daripada alat transportasi
dan tidak melihat tantangan yang berkembang dari perusahaan penerbangan, bis,
truk dan mobil. Manajemen
kereta api berpendapat bahwa pengguna kereta api menginginkan kereta api,
bukanlah tranportasi, dan memandang enteng tantangan dari pesawat udara, bus
dan mobil. Pabrik mistar geser berpendapat bahwa insinyur menginginkan mister
geser, bukan kemampuan menghitung dan memandang enteng tantangan kalkulator
saku. Toserba dan kantor pos mengasumsikan bahwa mereka menyediakan produk yang
tepat bagi masyarakat dan heran mengapa penjualan mereka tersendat -sendat.
Organisasi-organisasi ini terlalu sering melihat ke dalam cermin saat mereka
seharusnya melihat keluar jendela.
Sebagai
contoh, beberapa produsen percaya bahwa jika mereka dapat membuat jebakan tikus
yang lebih baik, dunia akan membukakan pintu bagi mereka. Tetapi mereka sering
terperanjat. Para pembeli mungkin mencari solusi yang lebih baik terhadap
masalah tikus tetapi tidak mencari jebakan tikus yang lebih baik. Solusi yang
lebih baik bisa berupa semprotan zat kimia , jasa pemusnahan, atau sesuatu yang
bekerja lebih baik daripada jebakan tikus. Lebih jauh lagi, jebakan tikus
yang lebih baik tidak akan terjual kecuali produsen merancang, mengemas, dan
menetapkan harga yang menarik.; menempatkan jebakan tikus saluran distribusi
yang sesuai; membuat jebakan tikus itu menjadi perhatian masyarakat yang
membutuhkannya. Dan meyakinkan pembeli bahwa jebakan tikus itu adalah produk
yang lebih baik.
Misalnya deterjen,
sabun mandi, paracetamol atau sepatu. Sebaliknya, dalam arti yang luas setiap brand ( merk ) dipandang sebagai produk yang
terpisah dari produk lainnya yang semacam. Televisi merk Sony
dengan televisi merk Sharp merupakan produk yang berbeda, meski sama-sama
televisinya. Merk ini menjadi alat pembeda bagi konsumen. Dan justru oleh
karena nama merk inilah keinginan konsumen lebih dipuaskan. Mengapa ? Karena
dari sebuah merk tergambar di belakangnya warna, harga, kemasan, model,
bonafiditas pabrik bahkan komunitas konsumen dari merk tersebut.
Sebagai contoh, nama
produk dalam perusahaan yang menggunakan konsep produk yaitu
DATA UMUM
Nama Perusahaan : Unique Recycel
Bidang usaha :
Industri Kerajinan Daur Ulang
Jenis Produk :
Tas Plastik Serba Guna
Plastik adalah salah satu bahan yang sulit untuk di daur
ulang.Sampah yang berasal dari prastiklah yang paling banyak dihasilkan dari
sampah bahan lainnya.Biasanya sampah plastik ini mereka buang lalu dibakar.Namun
jika kita bisa mengolahnya dengan baik,akan menghasilkan sesuatu yang bermanfaat
Alasan pemilihan bisnis ini
Pada saat ini, Pemerintah disetiap daerah memiliki
kendala atau masalah pada pengolahan sampah yang tidak terkendali. Banyaknya sampah yang dihasilkan
disetiap daerah, tidak sesuai dengan tempat pembuangan
akhir yang disediakan. Maka ini membuat kami berfikir untuk
membuat barang, yang bahan utamanya berasal dari sampah
plastik, yang mungkin sedikit banyak membantu
pemerintah dalam menangani tatanan daerah yang tidak bersih. Dan usaha ini pun belum di geluti oleh
banyak orang, sehingga peluang bisnisnyapun cukup
menjanjikan.
Analisis Aspek Oprasional
- Disain Produk
Untuk
menghasilkan produk yang mempunyai kualitas hasil/output, maka selalu mengamati
perkembangan teknologi dan kebutuhan masyarakat yang selalu berubah dan terus
berkembang.
Pola usaha yang
di kembangkan adalah pola produksi Continue sehingga setiap waktu sellalu
menghasilkan barang tanpa terpengaruh waktu dan musim.
- Proses Produksi
Proses produksi
produk dari awal hingga siap untuk di pasarkan yaitu, bahan utama sampah
plastik yang kita dapat dari pengepul sampah, dicuci dengan cara direndam dan
di bersihkan,lalu di jemur tanpa sinar matahari yang terlalu terik,lalu
dipotong membentuk ukuran yang di kehendaki,kemudian dibentuk sesuai mode
dengan menggunakan jahitan mesin,dan proses akhirnya yaitu ditambah tali atau
asesoris lain untuk mempercantik hasilnya.
- Sumber Daya Manusia
Jumlah tenaga
kerja yang dibutuhkan mungkin tidak bisa dipastikan,karena industri rumah
tangga ini,samapi saat ini pun hanya memiliki 15 orang karyawan tetap,yang
memang hanya orang-orang yang berada dilingkungan sekitar rumah saja.Semua itu
mereka lakukan dari mencari bahan utama ke pengepul sampah sampai pada proses
pemasaran produk.Namun jika kami mendapatkan order yang banyak,maka kita
merekut karyawan sementara yang diutamakan hanyalah ketelitian dan kreatifitas
untuk menghasilkan ide-ide baru.
Untuk masalah
harga yang kami tawarkan,produk ini sangat relatif murah mulai dari harga Rp
3.000 sampai dengan harga Rp 20.000 tergantung ukuran dan model produk.karena
menawarkan beragam macam bentuk,misalnya tempat pensil,kantong untuk sepatu,tas
laptop,kantong untuk keperluan berbelanja.
3. KONSEP
PENJUALAN ( SELLING CONCEPT)
Konsep Penjualan, yaitu suatu gagasan bahwa konsumen tidak akan membeli cukup banyak produk perusahaan kecuali jika perusahaan
tersebut melakukan usaha penjualan dan promosi dalam skala besar. Promosi adalah elemen ke empat dalam marketing
mix. Promosi didefinisikan sebagai komunikasi yang memberi informasi kepada
calon konsumen mengenai suatu produk, yang dapat memenuhi kebutuhan dan
keinginan konsumen dan mendorong mereka untuk membeli.
Ada beberapa elemen promosi yang dikenal sebagai
promotional mix, yaitu:
ü Advertising
Merupakan alat komunikasi
yang sangan ampuh, dapat mencapai daerah yang sangat jauh, dan sulit dimasuki.
Advertising dapat masuk ke rumah-rumah penduduk tidak mengenal waktu siang atau
malam.
ü Personal selling
Adalah promosi yang
dilakukan oleh orang. Misalnya para penjual di toko, atau penjual dari rumah ke
rumah. Jangkauan operasionalnya sangat terbatas dan biayanya mahal. Akan tetapi
personal selling memiliki keunggulan, yaitu dapat mengetahui
keberatan-keberatan yang diajukan oleh konsumen, mereka dapat berdialog dengan
konsumen.
ü Public relation
Merupakan bagian dari
perusahaan yang memberi informasi pada publik tentang perusahaan dan produk
yang dihasilkannya.
ü Sales promotion
Adalah memberi intensif
atau hadiah kepada konsumen, agar mereka tertarik untuk membeli. Sales
promotion mengajak mereka agar mau membeli sekarang juga
Konsep ini mengasumsikan bahwa
konsumen malas atau enggan melakukan pembelian dan untuk itu harus didorong.
Juga diasumsikan bahwa perusahaan memiliki cara penjualan dan peralatan promosi
yang efektif untuk merangsang lebih banyak pembelian.
Konsep menjual paling banyak
dianut untuk barang yang tidak dicari, yaitu barang-barang yang biasanya tidak
terpikirkan oleh pembeli untuk dibeli, seperti asuransi, ensiklopedi, dan tanah
pemakaman. Industri-industri ini telah menyempurnakan berbagai teknik penjualan
untuk menemukan calon pembeli dan berusaha keras menjual keunggulan produk
mereka.
Konsep menjual juga dipakai
dalam organisasi nirlaba oleh pengumpul dana, bagian penerimaan mahasiswa dan
partai politik. Suatu partai politik akan “menjual” calonnya dengan gencar.
Sang calon berkeliling ke daerah pemilihan dari pagi sampai sore, bersalaman,
mencium bayi, bertemu dengan penyandang dana dan berpidato. Sangat banyak uang
yang dikeluarkan untuk iklan di radio dan televisi, poster, dan surat.
Kelemahan calon ditutup-tutupi, karena tujuannya melakukan penjualan bukannya
keputusan setelah penjualan. Setelah pemilihan umum, pejabat baru tersebut
terus menganut orientasi penjualan dalam menghadapi warganya. Sedikit sekali
riset yang dilakukan mengenai apa yang di inginkan masyarakat dan banyak
penjualan yang dilakukan untuk membuat masyarakat menerima kebijakan yang di
inginkan politisi atau partai tersebut.
Kebanyakan perusahaan menganut
konsep menjual ini jika mereka kelebihan kapasitas. Tujuan mereka adalah
menjual apa yang mereka hasilkan, bukannya membuat apa yang pasar inginkan.
Dalam perekonomian industrial (yaitu, pembeli lebih dominan) dan penjual harus
berjuang keras untuk mendapatkan pelanggan. Calon pembeli diberondong dengan
iklan televisi, iklan di surat kabar, iklan melalui surat dan penjualan melalui
telepon. Di setiap tempat, seseorang sedang berusaha menjual sesuatu.
Akibatnnya, masyarakat sering mengidentifikasi pemasaran dengan usaha keras
penjualan dan periklanan.
Karena itu, banyak orang
terkejut saat mereka diberitahu bahwa bagian terpenting dalam pemasaran
bukanlah menjual. Menjual hanyalah puncak dari gunung es pemasaran. Peter
Drucker, salah seorang ahli manajemen terkemuka, menyatakan :
Seseorang dapat mengasumsikan
bahwa penjualan selalu tetap dibutuhkan. Namun, tujuan pemasaran adalah membuat
kegiatan menjual berjalan lancar. Tujuan pemasaran adalah mengetahui dan
memahami para pelanggan dengan baik sehingga produk atau jasa yang dihasilkan
perusahaan cocok dengan mereka dan dapat terjual dengan sendirinya. Idealnya,
pemasaran harus menghasilkan pelanggan yang siap untuk membeli. Sehingga yang
tinggal hanyalah bagaimana membuat produk atau jasa tersebut tersedia.
Ketika Sony merancang Walkman,
ketika Nitendo merancang permainan video yang unggul, dan ketika Toyota
memperkenalkan mobil Lexusnya, pabrikan-pabrikan ini kebanjiran pesanan karena
mereka telah merancang produk yang “tepat”.
Memang, pemasaran berdasarkan
penjualan yang keras memiliki resiko yang tinggi. Pandangan ini mengasumsikan
bahwa pelanggan yang berhasil dibujuk untuk melakukan pembelian suatu produk
akan menyukainya dan jika mereka tidak menyukainya, mereka tidak akan
menjelek-jelekkannya atau mengajukan keluhan pada organisasi konsumen. Dan
mereka mungkin akan melupakan ketidakpuasan mereka dan membeli kembali produk
tersebut. Asumsi ini tidak beralasan. Suatu studi menunjukkan bahwa pelanggan
yang tidak puas akan menjelek-jelekkan produk yang bersangkutan kepada sepuluh
atau lebih kenalannya, kabar buruk menyebar dengan cepat
a.
Kebanyakan
perusahaan menerapkan konsep penjualan ketika mereka kelebihan kapasitas. Tujuannya
adalah untuk menjual apa yang dibuat bukan untuk menjual apa yang diinginkan
pasar
b.
Pemasaran
seperti ini beresiko tinggi
4. KONSEP PEMASARAN (MARKETING CONCEPT
Falsafah
Manajemen Pemasaran mengatakan bahwa untuk mencapai
tujuan organisasi tergantung pada penentuan
kebutuhan dan keinginan
pasar sasaran (target market) dan memuaskan
pelanggan secara lebih efektif dan efisien dari pada yang dilakukan pesaing.
Dengan Konsep pemasaran,
perusahaan membuat apa yang diinginkan oleh pelanggan, sehingga akan memuaskan
pelanggan dan menghasilkan keuntungan. Filosofinya yaitu “membuat dan menjual”
yang berpusat pada produk. Konsep pemasaran adalah filosofi “merasakan
dan merespon” yang berpusat pada pelanggan. Konsep ini memandang pemasaran
bukan sebagai kegiatan berburu tetapi sebagai kegiatan berkebun. Pekerjaan yang
dilakukan bukanlah menemukan pelanggan yang tepat buat produk anda tapi
menemukan produk yang tepat bagi pelanggan.
Gambar ini memperlihatkan perbedaan konsep penjualan dan konsep pemasaran. Konsep penjualan mempunyai perspektif dari dalam ke luar. Konsep ini dimulai dari pabrik, dengan titik berat produk perusahaan yang sudah ada, dan melakukan penjualan dan promosi besar-besaran untuk meraih penjualan yang menguntungkan. Fokus utama konsep ini terletak pada usaha untuk menaklukan pelanggan melakukan penjualan jangka pendek dengan tidak terlalu memperhatikan siapa yang membeli dan mengapa membeli.
Sebaliknya konsep pemasaran mempunyai perspektif dari luar ke dalam. Seperti yang dikatakan Herb Kelleher, CEO Southwest airlines, “kami tidak memiliki departemen pemasaran, kami memilki departemen pelanggan”. Salah satu eksekutif ford pernah berucap,”jika kami tidak digerakkan oleh pelanggan, begitu juga oleh mobil kami”. Konsep pemasaran dimulai dengan pasar yang terdefinisi dengan baik, fokus pada kebutuhan pelanggan. Sebagai imbalannya, pemasaran mencapai keuntungan dengan menciptakan hubungan yang langgeng dengan pelanggan yang tepat, berdasarkan nilai dan kepuasan pelanggan.
Mengimplementasikan konsep pemasaran sering kali berarti lebih dari sekedar merespon keinginan dan kebutuhan yang dinyatakan pelanggan. Perusahaan yang digerakkan oleh pelanggan melakukan riset pelanggan terkini secara mendalam untuk mempelajari suatu hasrat mereka, mengumpulkan ide ide produk dan jasa baru, dan menguji perbaikan produk yang direncanakan. Pemasaran yang digerakkan pelanggan seperti itu biasanya bekerja dengan baik ketika ada kebutuhan yang jelas. Dan ketika pelanggan mengetahui apa yang mereka inginkan.
Sebagai
contoh, pada 20 tahun yang lalu, berapa banyak konsumen yang mengira saat ini
seperti telepon seluler, computer netbook, ipod, kamera digital, pembelian
online 24 jam, dan system navigasi satelit di dalam mobil mereka? Situasi ini
membutuhkan pemasaran yang menggerakkan pelanggan memahami kebutuhan pelanggan
jauh lebih baik daripada memahami diri mereka sendiri dan menciptakan produk
dan jasa yang memenuhi kebutuhan yang ada dan kebutuhan laten, sekarang dan di
masa yang akan datang. Seperti yang dinyatakan eksekutif 3M: “tujuan kami
adalah mengarahkan pelanggan kemana mereka hendak pergi sebelum mereka
mengetahui kemana mereka akan pergi”. Gambar ini memperlihatkan perbedaan konsep penjualan dan konsep pemasaran. Konsep penjualan mempunyai perspektif dari dalam ke luar. Konsep ini dimulai dari pabrik, dengan titik berat produk perusahaan yang sudah ada, dan melakukan penjualan dan promosi besar-besaran untuk meraih penjualan yang menguntungkan. Fokus utama konsep ini terletak pada usaha untuk menaklukan pelanggan melakukan penjualan jangka pendek dengan tidak terlalu memperhatikan siapa yang membeli dan mengapa membeli.
Sebaliknya konsep pemasaran mempunyai perspektif dari luar ke dalam. Seperti yang dikatakan Herb Kelleher, CEO Southwest airlines, “kami tidak memiliki departemen pemasaran, kami memilki departemen pelanggan”. Salah satu eksekutif ford pernah berucap,”jika kami tidak digerakkan oleh pelanggan, begitu juga oleh mobil kami”. Konsep pemasaran dimulai dengan pasar yang terdefinisi dengan baik, fokus pada kebutuhan pelanggan. Sebagai imbalannya, pemasaran mencapai keuntungan dengan menciptakan hubungan yang langgeng dengan pelanggan yang tepat, berdasarkan nilai dan kepuasan pelanggan.
Mengimplementasikan konsep pemasaran sering kali berarti lebih dari sekedar merespon keinginan dan kebutuhan yang dinyatakan pelanggan. Perusahaan yang digerakkan oleh pelanggan melakukan riset pelanggan terkini secara mendalam untuk mempelajari suatu hasrat mereka, mengumpulkan ide ide produk dan jasa baru, dan menguji perbaikan produk yang direncanakan. Pemasaran yang digerakkan pelanggan seperti itu biasanya bekerja dengan baik ketika ada kebutuhan yang jelas. Dan ketika pelanggan mengetahui apa yang mereka inginkan.
5.
KONSEP PEMASARAN BERWAWASAN SOSIAL (SOCIETAL
MARKETING CONCEPT)
Konsep Pemasaran Berwawasan
Sosial merupakan gagasan yang menyatakan bahwa organisasi harus menentukan
kebutuhan, keinginan dan minat pasar sasaran dan memberikan kepuasan
yang diharapkan secara lebih efektif dan efisien daripada pesaing dengan cara
yang dapat menjaga dan meningkatkan kesejahteraan pelanggan dan masyarakat. konsep pemasaran berwawasan sosial mempertanyakan
apakah konsep pemasaran murni sudah memeperhatikan kemungkinan konflik antara
keinginan jangka pendek dengan konsumen dan kesejahteraan jangka panjang
konsumen. Apakah perusahaan yang mampu memuaskan kebutuhan dan keinginan saat
ini dari target pasar selalu melakukan terbaik bagi konsumen dalam jangka
panjang? Konsep pemasaran berwawasan sosial menyatakan bahwa strategi pemasaran
harus dapat memberikan nilai bagi pelanggan dalam cara mempertahankan atau
meningkatkan kesejahteraan konsumen dan masyarakat. Konsep ini muncul, karena
seringkali terjadi, perusahaan dalam rangka memenuhi kebutuhan dan keinginan
pelanggannya kurang memperhitungkan dampaknya pada lingkungan, kekurangan
sumber daya, pelayanan sosial.
Pemasaran berwawasan sosial dapat juga dikatakan
sebagai proses pemasaran dengan berdasar pandangan pada aspek – aspek sosial.
Seperti yang telah dijelaskan di atas maksud dari berwawasan sosial adalah
pemasar dan individu atau kelompok mampu untuk saling melengkapi, dengan kata
lain pemasar menciptakan penawaran kepada masyarakat untuk memenuhi kebutuhan
yang diinginkan kemudian masyarakat mendapat kepuasan akan sesuatu yang
ditawarkan oleh pemasar. Dengan demikian secara otomatis terbentuklah hubungan kerja
sama sosial yang saling menguntungkan antara masyarakat dan pemasar.
Dengan adanya keterkaitan ini diharapkan baik dari pemasar maupun pihak
konsumen dapat saling menumbuhkan kepekaan sosial yang nantinya ditujukan untuk
mencapai pemenuhan kebutuhan yang diharapkan.
CSR ( Corporate Social Responsibility )
Kelangsungan suatu usaha tak hanya ditentukan oleh
tingkat keuntungan, tapi juga terkait dengan tanggung jawab sosial perusahaan
atau Corporate Social Responsibility (CSR). Apa yang terjadi ketika banyak
perusahaan yang didemo, dihujat, bahkan dirusak oleh masyarakat sekitar lokasi
pabrik ? Bila dikaji lebih mendalam, boleh jadi salah satu penyebabnya adalah
kurangnya perhatian dan tanggung jawab manajemen dan pemilik perusahaan
terhadap masyarakat maupun lingkungan di sekitar lokasi perusahaan tersebut. Investor
hanya mengambil untung dan mengeksploitasi sumber daya alam yang ada di daerah
tersebut, tanpa memperhatikan faktor akibat terhadap lingkungan di sekitarnya.
Selain itu, nyaris tidak ada atau sangat sedikit keuntungan perusahaan yang
dikembalikan kepada masyarakat. Justru mereka menjadi terpinggirkan oleh
keberadaan perusahaan. Seperti kasus yang sedang hangat menjadi pembicaraan
saat ini yaitu mengenai usaha penutupan PT. Freeport oleh masyarakat sekitar.
Masyarakat menilai perusahaan itu tidak meperdulikan
kesejahteraan mereka. Sepintas kita lihat memang perusahaan tersebut sangatlah
maju tetapi masyarakat sekitar tetap saja kurang dan tidak sejahtera. Kita
hanya mengambil PT. Freeport sebagai contoh kecil sedangkan di Indonesia, kami
rasa masih banyak perusahaan lain yang kesadaran akan tanggung jawab sosial
perusahaan masih sangat kecil.
Memang sampai saat ini belum ada pengertian tunggal
mengenai Corporate Social Respinsibility (CSR). Tapi jika kita tarik
benang merahnya, CSR merupakan bagian stategi bisnis korporasi yang berkaitan
dengan kelangsungan usaha perusahaan dalam jangka panjang. Di Indonesia
sendiri, definisi dan praktik CSR masih dalam wacana.
Perhatikan
industri makanan saji. Anda mungkin memandang rantai industri makanan siap saji
saat ini sebagai industri yang menawarkan makanan enak dan lezat dengan harga
yang murah. Tetapi banyak ahli gizi konsumen dan kelompok lingkungan yang
menyuarakan keprihatinan kuat. Mereka menunjuk pembuat makanan saji seperti
Hardee’s yang mempromosikan makanan porsi raksasa (monster meal )-dua lembar
daging sapi Angus 1/3 pon. Empat lembar bacon, tiga potong keju
amerika dan mayones di atas roti berlapis mentega, mengandung 1.420 kalori dan
102 gram lemak. Dan McDonald’s dan burger King masih memeasak makanan goreng
mereka dalam minyak yang kandungan lemak tinggi dan dapat menyumbat aliran
darah. Pata pengkritik menyatakan makanan yang tidak sehat seperti itu
menyebabkan konsumen terlalu banyak menkonsumsi makanan yang salah dan dapat
menyebabkan epidemi obesitas nasional. Selain itu, produk makanan ini dibungkus
dengan dengan kemasan yang bagus, tapi menimbulkan limbah dan polusi. Maka
dalam usahanya untuk memuaskan keinginan konsumen jangka pendek, rantai
industri makanan siap saji yang berhasil bisa merusak kesehatan konsumen dan
menyebabkan masalah lingkungan dalam jangka panjang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar